Purwokerto, Tidak Sekadar Singgah

Jan 22, 2016

Jadi ceritanya akhir tahun 2015 kami ngga kemana-mana, karena ya taulah tiap minggu terakhir bulan Desember bertepatan dengan libur natal ditambah cuti bersama dan hari kejepit pasti jadi hari libur yang panjang. Dan imbasnya pasti dimana-mana macet dan tempat-tempat wisata jadi rame. Belajar dari pengalaman tahun sebelum nya, kami putuskan untuk tidak repot-repot ngurusin liburan akhir tahun. Dan pas sekali, di awal bulan Desember, saya dapat undangan dari salah seorang sahabat kuliah saya yang mengadakan resepsi pernikahannya di Purwokerto pada akhir bulan. Langsung lah saya berburu tiket kereta, karena tau pasti tiket di tanggal 23 - 31 Desember pasti sudah ludes. 

Beruntung sekali kami dapat dua kursi terakhir pulang pergi Jakarta - Purwokerto, meski tiket kepulangan saya harus duduk jauh dari suami. Berangkat tanggal 25 Desember dengan kereta Serayu Malam, ini menghabiskan waktu perjalanan 5 jam lebih lama dari waktu biasanya. Dan kembali dari Purwokerto tanggal 27 Desember dengan kereta Kutojaya Utara Tambahan. Kami tanpa menginap, karena kereta dari Purwokerto berangkat tengah malam. 

Tantangan trip kami ke Purwokerto adalah kondangan. Yap kondangan, dimana kami diharuskan tampil kece tentunya untuk menghormati yang punya acara. Ngga etis kan masa kita kondangan pake sendal jepit sama kaos an. Jadilah kami rararempong di stasiun buat numpang mandi sama dandan ala kadarnya. Kami menyulap diri dari gembel jadi ..... . Demi kamu loh, Dik. Hihihi. 

Berikut catatan trip kami selama kurang dari 15 jam di Purwokerto:
  • Kondangan Dika
  • Lumpia Bom (sekitar kampus UNSOED)
  • Bakso Pekih
  • Kebun Raya Baturraden
  • Nasi Goreng Oplosan Aah
  • Soto Ayam Jalan Bank
  • Bakso dan Soto Sami Asih
  • Sate Kambing Putra Saudara
  • ChocoKlik Choco House and Cafe
  • Alun-alun kota
  • Oleh-oleh Khas Purwokerto di Sawangan


Kebun Raya Baturraden

Sehabis kondangan (dan kuliner all you can eat) di resepsi nya Dika dan Alwin, kami pamit pulang lalu mencari masjid di sekitar lokasi untuk sholat dzuhur sekalian ganti kostum. Ngga mungkin kan saya pake rok panjang keliling kota. Bisa repot dunia per-traveling-an. Setelah cukup waktu beristirahat, kami meluncur ke Kebun Raya Baturraden. Kali ini kami pake GPS, biar ngga nyasar-nyasar karena waktu kami singgah di kota mendoan ini sangat lah singkat. 

Baturraden sendiri itu sebetulnya adalah sebuah kecamatan yang terletak di Kabupaten Banyumas. Lokasinya terletak di sebelah utara kota Purwokerto dan tepat di selatan lereng Gunung Selamet. Kalau dari pusat kota Purwokerto jaraknya tempuhnya kurang dari satu jam dengan kendaraan roda dua. Jalan yang dilalui juga lumayan mulus. Bonceng motor berdua berasa pacaran kayak anak-anak muda jaman sekarang, hehe.. 

Kebun Raya Baturraden

Baturraden adalah taman wisata yang awalnya berupa hutan dan air terjun disulap menjadi kebun raya. Tempatnya sangat rapih, meskipun ramai oleh pengunjung, suasana sejuknya masih terasa. Banyak keluarga yang berpiknik, ada juga rombongan tour dari beberapa daerah di sekitar Purwokerto. Kontur daerahnya naik turun bukit, sehingga beberapa tempat terlihat dari kejauhan. Fasilitas yang disediakan oleh pengelola sangat memadai. Seperti kamar mandi dan tempat-tempat khusus para penjaja makanan menjual dagangannya. Selain taman, air terjun, dan hilir sungai ada juga sumber air panas. Satu lagi yang jadi tujuan paling ramai di Baturraden adalah kolam renang buatannya yang terletak di sebelah barat kebun raya. 

Kami berada di Baturraden ini sampai sore. Ngapain sih? Ya tidur, bercengkrama, lalu tidur lagi sambil menikmati suasana sejuk pepohonan lereng Gunung Selamet ini. Untuk menghindari daerah ramai, berjalanlah ke atas ke bagian paling utara dari kebun raya ini. Yang ada hanya aku, kamu dan rumput yang menjadi saksi. Halah.

Adem-adem sejuk ini emang bikin ngantuk

Biar afdhol alaynya kita foto bareng


Bakso dan Soto Sami Asih


Hawa dingin membuat kita cepat lapar. Dari Baturraden kami turun bukit menuju Purwokerto. Karena jalur ke Baturraden melewati kampus UNSOED, tadinya kami mau sekalian mampir untuk mencicipi lumpia bom. Tapi tengok kanan kiri sepanjang jalan tidak kelihatan sama sekali kuliner yang katanya wajib dicoba di Purwokerto ini. Langsung saja kami ngebut menuju Pasar Wage untuk menjajal kuliner bakso. Letaknya di belakang pasar, tepatnya di Jl. Pramuka. 

Nyengir aja pakdhe nyadar di foto yah
Berhubung lagi libur panjang, warung bakso ini sangat dipadati pengunjung. Waktu kami memesan bakso, kami pun diberi tahu kalau antriannya sudah panjang. Bayangkan demi bakso ini, kami nunggu satu jam! Orang yang baru datang dan duduk didepan kami pun tidak jadi memesan, hanya menghabiskan es teh nya lalu pergi meninggalkan warung. Hahaha.. Tapi kesabaran kami memang terbayar. Yang bikin beda dari bakso-bakso lain yang pernah kami coba adalah kuahnya. Rasanya sambil menulis inipun saya menelan ludah membayangkannya saja. Kalau bakso nya sendiri, benar-benar berasa dagingnya. Untuk sotonya kami belum nyobain, next time mampir ke Purwokerto kami harus kesini lagi!

Baru liat kuahnya aja, bikin ngiler.

ChocoKlik - Choco House and Cafe

Udah cukup kenyang, kami menghabiskan sisa hari dengan nongkrong unyu di cafe ChocoKlik. Dapet recommend dari Dika, karena katanya ChocoKlik ini tempatnya asik dan harganya juga mahasiswa banget. Kami memesan es coklat klasik, es kopi coklat, dan chocoklik cake ditambah coklat batangan Inyonk tidak sampai lima puluh ribu rupiah. Coklat batangan nya mirip-mirip sama coklat Monggo dari jogja, tapi lebih enak Monggo sih (-penggemar monggo sejati). 

Kami bertukar pikiran, berbicara tentang masa depan, dan menikmati sisa hari

Oleh-oleh Khas Purwokerto di Sawangan

Mendoan! Rasanya ada yang kurang kalau ngga makan kuliner khas Purwokerto ini langsung di tempatnya. Sebetulnya banyak penjaja mendoan di Baturraden, tapi kami memilih untuk membelinya di Sawangan, jejeran toko oleh-oleh di sepanjang Jl. Pahlawan. Di sini juga dijual paket mendoan plus tepung bumbu dan cocolannya untuk dibawa pulang. Jadi kita tinggal goreng sendiri di rumah. Tapi karena harganya ngga make sense untuk ukuran tempe gitu loh, jadi kita beli mateng buat ngeganjel makan malam. Kami ngga beli oleh-oleh sih, cuma iseng aja mampir nyobain mendoan nya. Rasanya.. enak. Mirip-mirip sama buatan nyokap. Bedanya si karena makannya aja di Purwokerto. Hehe.

Nah, kalau ke Purwokerto jadi tempat singgah para pendaki gunung yang ingin ke Gunung Selamet, Gunung Prau atau Dieng, tidak ada salahnya jika kita menyempatkan waktu menjelajah kota mendoan ini barang sejenak. Karena, pastinya setiap sudut kota punya cerita.



Info sewa motor di Purwokerto
Arbi Rental, lokasinya sekitar 1 km dari stasiun Purwokerto, cukup naik angkot jika ingin mengambil sendiri motornya. Harga per 24 jam tergantung jenis motor. Untuk helm tidak include dalam harga sewa motor, jadi jangan lupa untuk menambahkan sewa helm, satu helm kena charga 10ribu. Untuk antar jemput kena charge 20ribu sekali jemput. Setelah nimbang-nimbang jadi kayak diperas juga yah. Hahaha.. Oya dan pengembalian malam hari maksimal jam setengah 10 malam.

4 comments

  1. Eh itu kok jadwalnya lebih banyak acara icip-icip kuliner ya.. weh lama-lama jadinya wisata kuliner lho hahahaha...

    ReplyDelete
    Replies
    1. iya om baru sadar aku, harusnya judulnya wisata kuliner :)))

      Delete
  2. Replies
    1. ooh yg ini belum ditulis diatas yaaa.. beli mendoan dapet helm | judulnya lebih asik kayaknya :)))

      Delete