6 Tahun Bersama

Nov 23, 2020


Setelah bertahan hampir sembilan bulan di rumah saja, kami berdua akhirnya memutuskan untuk mudik ke Malang di minggu terakhir bulan November kemarin. Menghabisi akhir tahun di kota yang dinginnya membuatku memakai selimut saat tidur siang dan selalu pakai jumper di rumah. Setelah membeli tiket pesawat, saya cukup was-was menunggu hasil rapid test. Hamdalah, hasil nya non-reaktif. Kami berangkat pagi itu ke Bandara Soekarno Hatta, menggunakan pesawat Citilink (untuk menghabiskan sisa voucher refund). Sedikit ada drama karena lembar hasil rapid test Bre hilang saat kami check in. Untung ada scan nya di hp jadi masih bisa diurus di bagian validasi hasil test di bandara. 



Tujuan kami ke Malang selain melepas kangen dengan keluarga tentu saja untuk melepas penat dan jenuh selama di rumah. Sekalian merayakan 6 tahun bersama dengan staycation ke kota Batu. Kami memesan hotel dua hari sebelum menginap, di DeLobby Suite Hotel. Cukup asik hotelnya, pilihan kamar Deluxe punya jendela yang sangat lebar. Kami bisa melihat Gunung Kawi saat bangun tidur.





Kami berangkat dari rumah Ibu pukul 8 pagi. Kami sengaja berangkat pagi karena ingin belok dulu ke daerah Cangar, menikmati hamparan kebun wortel dan kubis di Puncak Brakseng. Perjalanan ke sana menggunakan kendaraan roda dua cukup mulus. Melihat hamparan hijau dan merasakan udara dingin di ketinggian 1700 mdpl membuat mata ku bersinar dan paru-paru ku jadi lebih bersih. Sayangnya hanya sebentar Gunung Kawi yang tertangkap kamera karena di atas jam 9 pagi kabut mulai turun. 


Dari Cangar kami turun dan mampir ke Warung Wareg yang ada di samping Jalan Bukit Berbunga. Restoran ini cukup sepi, mengingat saat itu hari Senin. Entah karena memang lapar atau memang enak, menu Gurame yang disajikan membuat ku kalap. Sehabis makan, kami menghabiskan teh hangat sembari menunggu hujan deras yang cukup lama mengguyur kota Batu. 

Dari restoran kami berencana langsung ke hotel. Oh ternyata perjalanan ini tak semulus yang dikira, ban motor bocor sehingga kami berdua harus berjalan kaki sambil menuntun motor mencari tempat tambal ban. Sudah sampai, eh ternyata tutup. Akhirnya kami tuntun lagi mencari tempat tambal ban lain yang untungnya jalannya menurun. Kelar hampir 40 menit, ban selesai diperbaiki. 

Kasur dan jendela hotel yang lebar

Udah bahagia ngebayangin kasur empuk di hotel eh ternyata mesin motornya nggak mau nyala. Busi nya basah karena kena hujan deras selama satu jam saat makan siang tadi. Kami harus ke bengkel karena ini cuma tempat tambal ban. Cukup sedih karena hujan turun lagi. Saya melipir duduk lagi di depan warung kelontong samping tempat tambal ban. Melihat hujan dan menunggu dua orang itu (Bre dan mas yag nambal ban) memperbaiki motor tua bapak yang sudah mengantarkan kami ke Bromo dan Ranu Pane. Selang beberapa belas menit, motor sudah mau menyala. Di bawah gerimis hujan, ia mengantarkan kami ke hotel.

Gunung Kawi yang baru terlihat pagi hari dari jendela hotel

Yang namanya staycation harusnya yang memang dinikmati di hotel saja. Kami nggak kemana-mana lagi, cuma keluar sebentar untuk makan malam. Jalan kaki nyebrang hotel ke Bakso Arief (yang rasanya biasa aja). Terus balik ke hotel lanjut rebahan lagi.


Rasa jenuh selama 9 bulan yang lalu sedikit luruh di sini. Kami memang belum bisa kemana-mana, setidaknya menikmati dingin Kota Batu dari kamar hotel (kami nggak nyalain AC) sudah cukup membuat happy. Sepotong Cheesecake dari Holland Bakery merayakan hari jadi yang sebetulnya biasa saja. 


Esok nya kami ke Susu Ketan Pak Yan yang letaknya hanya 700 meter dari hotel. Sebenarnya kami dapat sarapan dari hotel, tapi entah kenapa pagi itu kami ingin melihat Gunung Arjuna sambil nyeruput susu murni anget dan makan susu ketan. Lalu balik lagi ke hotel, rebahan sampai waktu check out

Tahun ini kita memang lebih banyak menghabiskan waktu di rumah, tapi bersyukurlah hari ini kita masih bugar dan masih bisa menyapa keluarga. Senang sekali akhirnya bisa mudik. Happy Anniversary, dear!





No comments

Post a Comment