Hungary

I can't get enough of these scenic views of Budapest

Masih belum bisa move on dari Eropa? Banget!

Bisa jadi kurang ngetrip, jadi post-traveling syndrom nya masih kerasa. Hehe. Sudah lewat tujuh bulan, rasanya kayak baru kemarin landing di Jakarta. Pe-er menulis masih banyak dan tidak sudah-sudah. Seperti kota Budapest yang tidak sudah-sudah membuat ku bosan.


Mumpung Hungaria ngga pake Euro, jadilah kami puas-puasin jajan. Biasanya kami mengirit dengan masak sendiri dan ngurangin jajan. Selain nyobain kuliner khas Hungaria, kami juga beli magnet-magnet kulkas buat oleh-oleh, di kota-kota lain dihargai sama rata sekitar €3 eur, di sini kita bisa dapet seharga 300ft atau setara €1. Hungaria menggunakan mata uang Hungarian Forint, yang kalau di rupiahkan 1ft itu sekitar 40 rupiah. Selama di Budapest, ibu kota Hungaria ini, kami ngga nuker Euro untuk dapetin Forint di money changer, cukup gesek debit atm. Karena kami pernah coba menukar Euro ke CZK (Czech Koruna) di money changer tapi jatuhnya lebih rugi.


Tidak ada yang menyapa kami pagi itu, kecuali supir bus yang membawa kami ke Fisherman Bastion yang ada di puncak bukit. Host kami pun masih tidur, karena jam 6 pagi kota ini belum bangun. Kami baru sampai Budapest sore kemarin, namun ia telah memikat hati kami. Maka esoknya kami bangun lebih pagi untuk menyapa Budapest yang memesona. Jó reggelt, Budapest! (Selamat pagi dalam bahasa Hungaria).


Pasar. Saya suka sekali pasar. Pasar itu berwarna. Di pasar banyak hal yang bisa kita lihat. Di pasar warga lokal berinteraksi satu sama lain. Di pasar saya menemukan banyak hal.
Postingan Lama