Featured


Mengunjungi salah satu dari tujuh keajaiban dunia ini bukan menjadi tujuan utama saya jalan-jalan ke India. Tujuan saya sebetulnya ke Kashmir —yang justru batal karena banyak drama, dan menyisipkan Taj Mahal untuk menghabiskan sisa hari setelah dari Kashmir. 


(29 Februari) Kami berangkat dari Delhi pukul sepuluh malam, menunggu di titik jemput bus Holiday Appeal di depan Stasiun Metro Vidhan Sabha exit 3. Bus ini baru saya pesan sejam sebelum take off dari Bandara Soekarno Hatta. Semudah itu memesan bus di India menggunakan aplikasi RedBus, berbanding terbalik dengan pemesanan kereta yang sungguh makan waktu. 


Mastakimchi goes to Korea




Kami menyusun rencana perjalanan yang cukup lebih rapi di hari ketiga di Kyoto (16/11/2017). Alhamdulillah sudah ngga ada lagi drama nyasar seperti hari sebelumnya. Hari itu kami menjelajah Fushimi Inari, menapaki jejak sejarah Shinsengumi, jalan-jalan di sekitar Gion dan mengakhiri hari di tepi sungai Kamo. 


Pelancongan kami di Innsbruck tidak masuk dalam daftar itinerary, jadi saat baru tiba kami benar-benar blank tak tentu arah. Bekal nya hanya dari "pernah baca" postingan salah satu anggota grup Backpacker Dunia, lalu saya mencoba mengontaknya lewat pesan di facebook saat dalam perjalanan dari Munich. Karena tidak ada jawaban, yaudah deh kita pasrah saja besok mau gimana. 


Satu tahun yang lalu Mei 2015, saya terdampar di tulisan nya mbak Patricia  deBagpacker saat blogwalking. Sejak itu, saya pasang foto tempat ini jadi wallpaper di ponsel saya. Saat itu saya bertekad, kalau saya ke Jerman saya pasti akan ke tempat ini. Dan jadilah hari itu (17/08/2016) kami benar-benar terdampar di kota kecil, yang kata orang jerman asli, seorang kenalan di jalan, you've come to the cutest town in Germany.


Pasar. Saya suka sekali pasar. Pasar itu berwarna. Di pasar banyak hal yang bisa kita lihat. Di pasar warga lokal berinteraksi satu sama lain. Di pasar saya menemukan banyak hal.


Malang, kota tercinta. Tempat Bre dilahirkan dan dibesarkan hingga merantau ke Jakarta. Kota yang sekarang menjadi kota yang selalu bikin kangen karena sejuknya dan hangatnya keluarga. Sudah hampir satu tahun kami tidak pulang. Bre yang sudah jadi anak perantauan kembali pulang melepas kangen. Saya pun jadi ikutan kangen juga dengan Bromo.



Judulnya harusnya sih Papatheo bukan Sepa, karena dari awal kami (saya dan Nisa) berdua bikin trip kemping ceria, tujuan utama weekend escape kemarin adalah Pulau Papatheo, salah satu pulau pribadi yang terletak di utara Kepulauan Seribu. Setelah coba bernegosiasi dengan si penjaga pulau Papatheo, beliau melarang kami mendirikan tenda di sana karena memang si "empunya" pulau tidak mengijinkan. Kakak Nisa masih mencoba bernegosiasi, saya sendiri sih udah males karena melihat kondisi pulau Papatheo nampaknya kurang keceh. Apalagi dengan banyaknya sampah di bawah dermaga dan juga kondisi pulau yang nampak kurang diperhatikan.

Hiking Dragon's Back & Lying Around Big Wave Bay


Dragon's Back

Setelah packing secukupnya, saya bawa daypack dan Brew bawa carrier (memuat raincoat dan jaket-jaket serta tripod), kami mulai perjalanan di Jumat pagi yang agak mendung itu di McD depan mansion. Hahaha, gegayaan sarapan di McD, ujung-ujungnya cuma beli roti manis karena canggung takut ngga halal dan harganya juga ngga kejangkau buat budget sarapan. Kami mampir ke 7 Eleven untuk membeli On Loan Octopus card yang ternyata mereka tidak menjualnya, mereka hanya menjual Sold Octopus card yang biasanya dibeli para turis. On Loan Octopus card bisa didapat di tiap stasiun MTR. Untuk bedanya check disini aja ya. Dua tiket On Loan Octopus card seharga masing-masing 150HK, dengan deposit 50HK ini bisa digunakan di semua transportasi di HongKong dan juga untuk berbelanja.

Tsim Sha Tsui MTR

Untungnya, Chungking Mansion letaknya dekat sekali dengan stasiun MTR. Cukup jalan kaki dan nyebrang dari depan mansion menuju Tsim Sha Tsui MTR. Pukul setengah 8 pagi, subway MTR ini sudah lumayan ramai lalu-lalang warga HongKong yang akan berangkat kerja dan sekolah. Kami langsung menuju Tsuen Wan line tanpa nyasar, tenang saja, petunjuk arah di dalam subway HongKong sama seperti di Singapura, cukup jelas dan sangat membantu untuk first time visitor.

Booth tempat membeli dan refund Octopus card

Sampai di Shau Kei Wan station, cek itinerary dulu untuk menuju Shau Kei Wan terminus

Dragon's Back terletak di sebelah tenggara Pulau HongKong. Rute untuk menuju Dragon's Back dari KowLoon sangat lah mudah, ada beberapa alternatif diantaranya:

Menggunakan MTR dan Bus
Dari Tsim Sha Tsui station, pilih jalur Tsuen Wan Line menuju Central lalu berhenti di Admiralty station (1 stop), lalu lanjut menggunakan jalur Island Line menuju Chai Wan dan berhenti di Shau Kei Wan station (9 stop). Ngga perlu takut salah turun, di setiap MTR ada map interaktif dan pengeras suara yang mengarahkan setiap pemberhentian di stasiun. Setelah sampai di Shau Kei Wan station, cari jalan keluar menuju Shau Kei Wan terminus, ditunjukan dengan Exit A3.  Dari Shau Kei Wan terminus, kita menuju tempat pemberhentian Bus No. 9. Di sana sudah berjejer antri para penumpang yang akan menuju Big Wave Bay. Perjalanan bus kurang dari setengah jam, kami berhenti di To Tei Wan (11 stop).

Menggunakan Ferry, Tram dan Bus
Menggunakan Ferry menuju Pulau Hongkong dari Tsim Sha Tsui Star Ferry pier yang ada setiap 15 menit sekali. Cek di sini untuk biaya dan jadwal rutenya. Menggunakan Ferry lebih murah dibandingkan dengan MTR. Lalu dilanjutkan dengan menggunakan Tram jalur East Bound dan berhenti di Shau Kei Wan Main Street, lalu menuju Shau Kei Wan terminus untuk menumpang Bus No. 9.

Bus No 102, kami harus berjalan sampai ujung terminal untuk nemuin Bus No. 9

Tentunya karena kami mau ngejar pagi, kami memilih alternatif pertama yang lebih cepat. Alternatif kedua kami rencanakan untuk perjalanan pulang dari Dragon's Back ke KowLoon. Saat naik bus, pilih di bagian atas dan paling depan. Kebanyakan supir di sana ngebut ditambah Shek O Road ini jalanannya kecil, naik turun dan berliku membuat kami serasa naik halilintar di Dufan. Oiya, ini pertama kalinya kami naik bus tingkat! Jadi agak norak dikit gapapa lah ya. Hahaha..

Setelah perjalanan kurang dari satu jam, kami sampai di To Tei Wan stop. Di sini lah kami memulai untuk trekking ke Dragon's Back. Jalur yang kami pilih ini adalah Stage 8 ditambah jalur ke Big Wave Bay. Untuk map nya bisa di download di sini.

Section 8
(sumber: http://hiking.gov.hk/eng/longtrail/hktrail/hktrail/hktrail08.htm) 

Awal perjalanan lima hari yang dimulai dengan hiking ini adalah keputusan yang sangat mendadak. Karena dari awal kami ngga ada niatan ke HongKong, namun karena di Macau sedang ada GrandPrix jadilah kami sampai di sini. Iseng-iseng ceritanya kita ingin mengulang perjalanan trekking puncak Phi Phi tahun kemarin, jadi tahun ini kami mau sampai ke puncak Shek O yang tingginya tidak lebih dari 280 meter diatas permukaan laut.

Penunjuk arah menuju Dragon's Back tepat di To Tei Wan stop

Tai Tam Bay
Baru lima belas menit jalan, udah disuguhin pemandangan asoy begini

Coba ngga mendung yah, pasti bakal jelas banget horizon nya keliatan.
Ini belum sampe Dragon's Back yah, baru seperdelapan perjalanan dari total 8,5 km.

Berenti dulu Broh!
Beberapa kali kami dilewati banyak anak-anak seusia sepuluh sampai dua belas tahun. Mereka bule-bule kecil yang sepertinya trekking itu kayak main-main aja. Sambil kejar-kejaran mereka ngga mau kalah sama yang udah duluan jalan. "Morning.. morning." Begitu tiap kami dilewati. Saya dan Brew tentu saja tidak terburu dan santai menikmati hiking, karena sebelum sampai di puncak Shek-O perjalanan kami disuguhi pemandangan asoy di kiri pesisir Tai Tam Bay dan kanan pesisir Big Wave Bay.

Setelah satu setengah jam trekking, akhirnya kami sampai di puncak Shek O. Angin makin kencang, untuk foto aja tripod kami sampai goyang dan mau ngga mau minta tolong sama bule yang lewat. Oiya, jarang sekali ada turis cina yang Hiking ke Dragon's Back. Kalau pun ada kebanyakan sudah sesepuh, sepertinya mereka warga asli yang sudah berumur, berjalan pelan dan sambil menyetel musik klasik mandarin menggunakan loudspeaker handphone. Sungguh pemandangan yang sangat berbeda sekali dengan hiruk pikuk pusat turis di kota HongKong.



Puncak Shek-O, masih sekitar setengah jam sampai ke Dragon's Back

Setelah Dragon's Back, pemandangan hanya berupa bukit-bukit sampai ke Big Wave Bay

Dari Dragon's Back, di sini lah kesabaran dan kenekatan kami diuji. Dragon's Back adalah sepertiga dari total trail 8,5km. Apakah kami harus kembali ke To Tei Wan, atau lanjut 2/3 perjalanan lagi ke Big Wave Bay? Karena dari Dragon's Back, tidak ada pemandangan sama sekali, yang ada hanya bukit-bukit serta semak-semak, di mana kami mulai masuk ke hutan-hutan. Perjalanan total sampai ke Big Wave Bay yang kami tempuh adalah tiga setengah jam, kalau sesuai dengan data trail diatas kelebihan setengah jam adalah untuk foto-foto dan santai-santai. Setelah sampai di titik akhir trail Dragon's Back, kami sampai di kampung Tai Long Wan. Dari sana, tinggal ikuti jalan menuju pantai Big Wave Bay.

Jalan memotong menuju Pantai Big Wave Bay

Setelah 3,5 jam trekking sampai di sini juga akhirnya!

Pantai Big Wave Bay sudah ramai pengunjung, di dominasi oleh anak-anak SMP dan beberapa turis asing yang melakukan olah raga selancar air. Pantai ini lebih ramai dikunjungi oleh para wisatawan yang menyukai surfing.

Salah satu safety guard tower di sebelah kanan pantai

Bermain dodge ball

Pantai Big Wave Bay, dan di belakangnya bukit Dragon's Back

Udara dingin, tapi kurang lengkap rasanya kalo ngga makan eskrim di pantai

Leyeh-leyeh di pantai ngelemesin dengkul, setelah menempuh hiking tiga setengah jam. Sembari menikmati desir angin dan deru ombak. Tjieeh.. Hampir setahun kita bro!

Sekarang tanggal 20 November di Big Wave Bay,
3 days to go!

Postingan Lama