Berburu Kafe dan Perkopian di Kota Malang (Part 2)

19 Nov 2021


Pertengahan tahun 2021 ini saya dan Bre ke Malang lagi. Niatnya sih mudik pas lebaran, tapi untuk menghindari keramaian akhirnya kami memilih untuk berangkat pada akhir bulan Juni. Ini adalah perjalanan darat pertama kali kami ke Malang menggunakan kendaraan pribadi. Biasanya untuk menghemat tiket pesawat kami naik kereta. Kali ini kami bersama Pikachu, si cabe rawit merah bertenaga 1250cc, yang melaju selama 3 hari dari Jakarta sampai Malang. Loh kok lama banget sampai 3 hari? Soalnya kami mampir dulu ke Dieng dan Temanggung. Cerita trip ke Dieng dan Temanggung akan saya tulis di part khusus karena pengalaman di sana sungguh memorable.

Selama di Malang kali ini, kami hanya main di dua kafe saja, itu pun dalam satu hari. Hal ini dikarenakan bulan Juli adalah bulan paling suram sepanjang tahun ini. Sebetulnya sebelum berangkat ke Malang sudah ada berita kenaikan kasus covid, tapi kami tetap berangkat karena belum ada pembatasan perjalanan. Tapi setelah kami sampai, berita kasus covid meningkat sehingga ada Pemberlakukan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) darurat di kota-kota besar di pulau Jawa.

Cerita hunting kafe di Malang sekitar setahun yang lalu saya tuliskan di sini.


Nakoa Coffee

Jl. Bondowoso No.14, Gading Kasri, Kec. Klojen, Kota Malang
Jam buka 8:30 - 00:00

Dari segi lokasi dan kenyamanan tempatnya menurut saya ini kafe yang sangat bagus. Area outdoornya cukup luas meskipun kafe ini berada di pusat kota yang dikelilingi banyak kampus. Untuk area indoornya cukup terang karena jendela-jendela kaca besar yang mengitari sebagian besar ruangan. 




Kamis pagi hari itu, kami datang sengaja di jam buka kafe yaitu pukul setengah 9 pagi. Memang di Malang sangat jarang ada kafe yang buka pukul 7 seperti di Jakarta. Malah rata-rata di sini kafe buka pukul 10.  Seperti biasa, kafe masih sangat sepi wong kita berdua pengunjung yang datang pertama. Tadinya malah kami disuruh nunggu di luar karena para pegawainya sedang briefing. 


Area outdoor yang cukup luas.

Selain kursi kayu ada kursi sofa yang biasanya jadi incaran untuk nyaman duduk lama.

Karena banyak kampus di sekitar sini, tidak heran jika harga kopi yang dijual juga cukup murah untuk tempat yang senyaman ini. Untuk espresso based mulai dari 15 ribu hingga 24 ribu rupiah. Tapi rasa kopinya menurut saya biasa saja. Saya memesan Beef Fried Sandwich yang rasanya juga biasa saja meskipun sudah dipanaskan di microwave.



Menjelang siang, kami putuskan untuk makan di luar, karena memang sebagian besar kafe di Malang jarang ada yang menyediakan main course. Setelah mutar-mutar di daerah jalan Soekarno-Hatta, kami akhirnya mendarat di Bakso Damas, bakso langganan saya dulu yang sekarang sudah berubah jadi restoran tingkat tiga. Sayangnya rasa kuahnya sudah tidak seenak dulu, tidak panas pula. Setelah makan siang kami langsung ke Sejenak Coffee, atas saran Riwe tahun lalu. 



Sejenak Coffee

Jl. Bunga Mondokaki No.mor 30, Jatimulyo, Kec. Lowokwaru, Kota Malang
Jam buka 7:00 - 22:00

Adik sepupu yang juga suka hunting kafe, menyarankan saya untuk main ke kafe ini. Tempatnya agak kecil tapi instagrammable banget, mbak. Begitu katanya. Kalau kata Riwe akhir tahun lalu di sini kalau datang pagi bisa dapat sarapan gratis yang dimasak secara istimewa oleh chef nya. Seperti tagarnya #sarapangratissejenak mungkin promo ini masih ada. 




Dan memang betul tempatnya sungguh cocok buat jadi tempat foto-foto. Banyak dede-dede gemes yang datang ke sini sekadar untuk update feed instagram. Untung kopinya lumayan enak dibanding kafe sebelumnya. Di sini juga disediakan refill air putih buat pengunjung, jadi nggak perlu curi-curi untuk minum dari botol minum yang dibawa dari rumah. 



Ruangan indoor nya tidak begitu luas dan sirkulasi udaranya menurut saya juga kurang baik karena langit-langitnya terlalu pendek. Jadi lebih baik duduk-duduk di area outdoor, karena udaranya lumayan sejuk saat pagi dan sore hari. Sayangnya di kafe ini tidak ada toilet, jadi kalau kebelet harus jalan dulu melewati satu restoran ke area dekat pintu masuk dan parkir. Agak kurang nyaman sih, karena di depan toilet ada tempat nongkrong petugas parkir yang ramai. Jadi berasa di toilet umum.



Karena sudah mulai agak ramai saya dan Bre putuskan untuk pulang saja. Mungkin kalau datang saat jam buka, kami bisa berlama-lama di sini. Poin plus dari kafe ini adalah jam bukanya yang cukup pagi yaitu pukul 7. 



Bonus: Java Banana Cafe

Jl. Raya Bromo, Wonotoro, Sukapura, Probolinggo

Kafe yang ini lokasi tepatnya bukan di Malang sih tapi di Probolinggo. Jadi pas mudik ke Malang saya tidak sengaja mampir ke kafe ini. Cerita lengkap bisa dibaca di postingan saya sebelum ini.




Coba ya Jakarta udaranya bisa sesejuk ini, pasti saya lebih suka nongkrong di area terbuka. Karena sejujurnya saya lebih suka ruangan indoor untuk menghindari para perokok. Selain itu juga karena saya nggak tahan panas dan gerah. Main ke kafe untuk nongkrong atau kerja menurut saya salah satu cara untuk melepas penat. Kalau kita terganggu karena gerah dan batuk-batuk, mendingan di rumah saja. Apalagi sekarang di rumah ada temen baru, si mesin espresso rumahan yang selalu jadi penolong di kala kepingin minum kopi ala-ala. Biar nggak jajan kopi tuku terus.

Tidak ada komentar

Posting Komentar