Ramai dan sepi pantai di Gunung Kidul

16 Apr 2012

Kali kedua setelah dari Pantai Timang dua hari sebelumnya, saya mampir lagi ke desa yang seluruh pesisir selatannya dianugerahi pantai-pantai yang cantik ini. Karena rencana ke pantai Klayar yang gagal, saya diajak lagi untuk berpetualang menemukan pantai yang belum banyak terjamah. Sepertinya saya makin terbiasa duduk lama di kendaraan roda dua sejak touring ke Ujung Genteng. Dua jam naik motor sampai Gn Kidul? Kecil itu sih!

Berkat modal catatan kecil di buku jurnal "lonely planet" saya, kami menuju pantai Sundak, pantai yang bersebelahan dengan pantai Indrayanti. Dari pertigaan antara Sundak dan Siung kami belok ke arah Sundak. Katanya, pantai Indrayanti ini pantai kuta-nya Gunung Kidul. Ya memang benar, sampai disana tentunya ramai pengunjung dan suasana yang kami dapati sangat "berfasilitas" sekali, mulai dari parkir motor yang rapi dan warung-warung yang tersusun pada tempatnya. Ada juga restoran dengan suasana yang mantai.

Malas untuk langsung ke pantai, saya naik bukit kecil di sebelah barat. Begini pantai Indrayanti dari atas. Sudah seperti resort kan? Semoga pantai ini masih milik orang Indonesia, hehehe..

Pantai Indrayanti dari atas bukit

Di bawah bukit yang saya naiki, ada tebing-tebing yang bisa jadi objek foto. Atau dengan menyusuri pesisir pantai yang panjangnya sekitar 200 meter ini kita bisa berleyeh-leyeh dimana saja. Tapi jangan merasa terganggu jika banyak orang berseliweran, karena pantai ini memang ramai. Hal ini pun yang membuat saya merasa harus "pindah tempat". Berkat info dari tukang parkir (*jadi traveler itu harus gaul lho) saya mendapati sebuah pantai yang jaraknya hanya tiga kilometer ke arah timur dari Indrayanti, pantai Poh Tunggal namanya. Tanpa basa-basi kami menuju kesana mengejar sunset. 

Karena pantai ini belum banyak terjamah, plang bertuliskan "Poh Tunggal" pun hanya papan kayu sepanjang setengah meter dengan tulisan tangan. Kalau kita tidak awas, pasti kelewatan, sama ketika kami ke pantai Timang. Itu pun plang sedang tidak menancap, karena warga sekitar sedang bergotong royong membangun jalan seadanya. Jalan yang dilalui juga lumayan licin karena batuan kapur sehingga saya harus beberapa kali berjalan kaki. Tapi justru hal ini yang membuat senyum saya melebar, berarti pantai ini tak banyak orang, begitu pikir saya. Dan memang benar, di sana hanya ada satu motor milik pengunjung dan satu pondokan kecil milik seorang warga yang juga menjaga motor kami. Di pantai ini, kami cuma berlima. Saya dan teman saya, bapak penjaga, dan sepasang muda-mudi yang sedang memadu kasih di bawah pohon memandang ke laut. Romantis sekali, uyeah!

Bangku untuk berdua yang menghadap ke matahari tenggelam

Pantai Poh Tunggal
Semua pantai di pesisir Gunung Kidul bagi saya indah, tergantung kita mau pilih yang ramai berarti mudah diakses atau yang sepi tapi butuh perjuangan untuk mencapainya. Dan hari terakhir di Jogja pun, saya mendapati senja di pantai. Terima kasih Jogja! Thanks, I've got many memories here..

Saat menanti senja..

5 komentar

  1. Wah pantai Indrayanti elok juga ya.... kapan ya aku bisa eksplore Jawa

    BalasHapus
    Balasan
    1. gmn kalo kita tukar posisi om.. saya ke ntt, om ke jawa hehehe

      Hapus
    2. Hahahaha..... gak dulu deh... aku masih betah di NTT :D

      Hapus
  2. Wah ganteng banget!

    gue loh bukan pantainya :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. yg ganteng itu gunung, pantai itu cantik bro
      ngepapandayan yuk lah.. lama2 jadi kangen gunung :D

      Hapus