Sempol Malang

25 Sep 2018


Aku kangen Malaaaaaaang...!

Senin sore saat senggang, entah kenapa tiba-tiba saya kepikiran Sempol, salah satu jajanan khas dari Malang. Setau saya di Jakarta sangat jarang sekali ada jajanan ini, satu-satunya yang saya temukan dan lumayan enak cuma abang-abang gerobak di depan Stasiun Tebet. Itu juga kalau beli harus ngantri. Biasanya kalau lagi mudik ke Malang, dari bandara Abdurrahman Saleh, saya pasti langsung nyari jajanan ini. Beli 30 ribu tanpa digoreng, bisa dapet (70 tusuk) segerobak! Belinya bisa dimana aja, karena jajanan ini masih eksis di sana.
Sempol dalam bahasa Jawa artinya Paha. Makanya bentuk dari sempol ini menyerupai paha.  Makanan ini mirip seperti otak-otak, hanya saja ditusuk menggunakan lidi bambu panjang dan digoreng dengan dilapisi telur. Kata ibu mertua, aslinya sempol ini berbahan dasar dari tuna, namun sekarang sudah bergeser menjadi ayam, mungkin karena ayam lebih murah?

Berhubung sekarang lagi craving sama makanan ini, akhirnya saya coba buat sendiri karena rempes banget kalau harus ke Stasiun Tebet demi Sempol, itu pun belum tentu abangnya masih ada. Ternyata oh ternyata cara buat nya gampang. Semua bahan di kulkas sudah ada termasuk daging ayam giling dan tusuk sate. Resep saya kutip dari sini dengan sedikit perubahan menyesuaikan selera (ku).

Buku resep dan bahan adonan yang sudah siap
Bahan dasar:

250 gram daging ayam digiling halus
4 siung bawang putih
2 sendok makan bawang goreng
1 tangkai daun bawang
30 ml air mineral
2 butir telur ayam
Garam dan merica sesuai selera
130 gram tepung tapioka
50 gram tepung terigu
20-30 buah tusuk sate
Minyak goreng secukupnya
Tepung roti
Air untuk merebus

Cara membuat :


— Buat adonan dengan mencampurkan ayam, bawang putih yang sudah digrate dan bawang goreng. Kalau ngga punya grater atau ayam nya juga masih berbentuk utuh, bisa menggunakan blender untuk mencampur tiga bahan tersebut.

— Tambahkan air mineral, 1 butir telur ayam, garam dan merica bubuk. Aduk rata kembali.



— Masukan tepung tapioka dan tepung terigu, aduk kembali hingga kalis dan tidak mudah jatuh. Saya menambahkan tepung terigu karena adonan terlalu cair. Efek penambahan terigu tidak membuat hasil nya keras kok, agar lebih mudah saja saat nanti dibuat tusukan sate. 


— Rebus air dalam panci kecil. Tambahkan satu sendok makan minyak goreng. Sambil menunggu air rebusan mendidih, kita buat adonan kecil-kecil. Caranya olesi telapak tangan dengan minyak lalu ambil satu sendok makan adonan dan bentuk bulat. Hal ini akan mempermudah saat membentuk tusukan sate.


— Jika air sudah mendidih, buat melonjong adonan tadi ke tusukan sate lalu langsung ceburkan ke air mendidih. Di sini letak kesulitannya, karena adonannya agak lembek jadi harus langsung diceburin ke panci biar ngga lepas dari tusukannya. It's fun! Hasilnya terbentuk 31 tusuk, padahal itu sudah montok-montok banget sempolnya, tetap saja jadinya banyak.


Kocokan telur saya buat di gelas agar lebih mudah saat melapisi sempol
— Semua tusukan sempol yang sudah direbus bisa didiamkan sebentar agar dingin sebelum di goreng. Cara menggorengnya mudah, buat 1 kocokan telur yang sudah ditambahi sedikit garam, lalu lapisi sempol dengan kocokan telur tersebut. Oiya, sisa telur jangan dibuang, masih bisa digunakan untuk besok dengan cara disimpan dalam kulkas.

Sambil merebus sambil menggoreng. Koki nya udah keburu laper.
— Panaskan minyak dalam teflon. Goreng sempol yang sudah dilapisi telur dengan api sedang. Sebenarnya kalau di abang-abang, menggorengnya itu dipanci yang berukuran cukup tinggi. Kalau saya pakai telfon biar ngirit minyak, hehe, jadi menggorengnya harus dibolak balik. Kalau nggorengnya mau langsung banyak, bisa dengan cara di bawah ini.


Tada..! Mudah kan, cara buat nya pun hanya butuh waktu 40 menit sudah terhidang di piring. Makannya bisa menggunakan saus sambal (tim ABC dan tim Belibis). Sambalnya bisa dicampur air hangat jika ingin lebih terasa Sempol ala Malangnya. Untuk resepnya, saya mencoba menggunakan setengah batang daun bawang, tapi rasanya jadi agak aneh. Tepung roti juga ngga saya gunakan karena jadi makin menyimpang sama cita rasa aslinya. Kalau untuk rasanya sendiri saya rasa masih belum bisa menyamakan yang di Malang, mungkin karena bahan dasarnya ayam kali ya, lain kali nyoba buat pakai tuna deh. Selamat makan!

Bon Appetit!

2 komentar

  1. Hahai...kirain mau mengulas si sempol
    Sempol, kayak pernah liat dimana gitu di area Jabodetabek ini, mungkin bener, pas lagi di stasiun Tebet

    Kebetulan minggu depan mau Ke Malang, langsung mau tak coba di kotanya langsung. Hehehe
    Salken Mba Niken :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. haloooo kaaa, salam kenal. halah padahal dulu aku sering lihat kaka di kampus. cuma mungkin kakanya ga lihat saya hahah mari berblogwalking riaaa!! *suatu keajaiban bisa nongol lagi di komen*

      Hapus