Camping Ceria: Loji Bogor

29 Nov 2016

Ceritanya hanya obrolan iseng di suatu kedai kopi di Jakarta, tempat kita biasa kopdar impulsif di sela-sela waktu setelah pulang kerja. Sudah beberapa kali kami melakukan perjalanan sendiri-sendiri dan kadang jadi kangen pengen jalan-jalan bareng. Jadi kemana kita sehabis ini? Trip yang murah meriah yuk karena budget trip tahun ini sudah mulai habis. Tercetuslah jalan-jalan ke Purwakarta, naik gunung Lembu dan rekreasi di sekitaran waduk Jatiluhur. Hari H minus seminggu, ternyata ada yang labil ngajakin ke Loji. Apaan tuh Loji, saya googling gambar yang muncul rata-rata pohon pinus dan jembatan. Bagus sih. Kami pun di grup whatsapp yang menamakan diri "Kapan kita kemana" yang ngga pernah ganti nama sejak setahun lalu dibentuk ini pun jadi galau. Sampai H minus sehari, kami masih labil dan akhirnya memutuskan untuk ke Loji. Kita piknik-piknik cantik aja karena lagi males naik-naik gunung.

Loji, perpaduan lebatnya hutan pinus dan eloknya canopy


Meeting point dua grup di Jakarta dan Bogor. Yang tadinya cuma berlima (rombongan dari Jakarta) jadi berdua-belas karena kami masing-masing bawa temen. Ngga hanya reuni tapi kami juga ketemu dengan teman-teman baru. Kami berangkat dari Jakarta menggunakan mobil Rama pukul 10 pagi, dengan tiga titik picking up, pertama menjemput saya di Ampera, lalu lanjut di Semanggi dan terakhir di Stasiun Cawang menjemput dadakan Nisa dan Rahmat yang membuat kami sejam menunggu sampai gemes. Perjalanan ke Bogor pun juga bikin gemes karena macetnya tol Jagorawi sehingga kami menghabiskan waktu empat jam untuk sampai ke Bogor. 

Pilih rute via Jalan RE Sumantadiredja

Rute menuju Suaka Elang dari Stasiun Bogor:
Jalan Padjajaran  Jalan Sumantadiredja  Jl. Raya Cihideung  Jalan K.H. Halimi  Jalan Raya Cijeruk  Jalan Keloji

Di Stasiun Bogor kami mampir makan (telat) siang di warung kaki lima yang ada di trotoar jalan. Hadeuh, kapan ya Bogor bisa rapih, impian yang entah kapan bisa kewujud. Selesai makan, ternyata rombongan yang meeting point di Bogor masih di kereta dan kami memutuskan untuk jalan duluan ke Loji.



Kami memarkirkan kendaraan di lapangan yang ada di samping sekolah, karena untuk masuk ke tempat parkir yang ada di bawah, jalanan nya sangatlah tidak manusiawi. Turunan yang menukik tajam dan bebatuan besar serta tanah yang lapuk. Kami menitipkan mobil ke si ibu yang punya warung tepat di depan lapangan. Dari jalan masuk yang curam tadi menuju tempat parkir motor yang ada di bawah hanya 5 menit. Dari situ trekking sekitar dua puluh menit untuk menuju pos camping ground.

Sore menuju gelap, kami melewati sawah dan ladang kemudian sampai ke pinggir sungai. Kami menyebrangi sungai yang debit airnya sangat kecil melewati bebatuan. Sampai di pos, kami mendaftarkan diri dan setiap orang dikenakan tarif masuk sebesar 20 ribu rupiah saja. Di belakang pos ini lah terhampar pohon-pohon pinus yang menjulang tinggi. Dibawahnya terdapat beberapa area untuk mendirikan tenda. Setelah kami sampai, sudah banyak tenda yang terpasang. Nampaknya malam minggu ini akan ramai.


Di sebelah kiri tempat kami mendirikan tenda, mengalir sungai yang suara deras airnya cukup terdengar. Menambah suasana alam yang begitu damai. Semoga malam ini cerah, itu doa kami, mengingat sebentar lagi Desember, hujan tak bisa ditebak kapan datangnya. Ada sedih yang sedikit terasa, trip di penghujung November ini sengaja saya pilih karena ingin merayakan dua tahun bersama Bre. Tapi Bre malah ngga ikut karena beberapa alasan. Mungkin hikmahnya, kalau mau berduaan yang berdua aja ngetripnya, jangan rame-rame. Haha.

Malam semakin gelap, tim yang satu baru tiba dan kami langsung berkumpul bersama. Menikmati malam yang sedikit dingin dengan hangatnya rasa kebersamaan menunggu hidangan malam yang satu persatu dimasak ditengah-tengah kami. Makan malam kita terasa lebih mewah dibanding yang biasanya kita makan di rumah.



Paginya, saya dan Nisa berjalan menyusuri hutan ke jembatan. Ya, ke bawah ke jembatan. Bukannya ke atas ke air terjun Cibadak. Karena kami berdua emang lagi pengen banget leyeh-leyeh dan males trekking ke air terjun. Menyebrangi jembatan ada penangkaran elang. Sayangnya masih tutup. Jadilah kami ber-foto-an di jembatan mumpung sepi, karena jembatan hanya mampu menampung tiga orang saja.

Lagi khilaf motoin kaka Nisa
Setelah saya perhatikan sih Loji ini seperti gabungan Gunung Pancar dan Canopy Trail Gunung Gede. Hutan pinusnya yang rindang seperti di Gunung Pancar dan jembatannya yang unyu seperti di Canopy Trail Gunung Gede. Loji punya dua-duanya. Bonusnya, Loji sebetulnya adalah tempat penangkaran Elang. Beberapa kali saat rebahan di hammock, saya melihat burung elang terbang bebas memutar di atas, tersamarkan dengan ranting-ranting pinus.

Haduh.. Minus kamu banget Bre.
Kami leyeh-leyeh, masak-masak, makan-makan hingga matahari di atas kepala. Rasanya betah sekali dan waktu berjalan begitu lambat. Kami kembali pulang berbarengan, tidak seperti berangkat kami sendiri-sendiri. Kami berbarengan satu mobil ber-dua belas! Bayangin, ber-dua belas dalam satu mobil xenia. Tumplek jadi satu seperti biasanya kami naik elf ke daerah-daerah terpencil di Indonesia. Udah ngga tau lagi deh dimana pantat dimana kaki. Untungnya cuma sampe Bogor kota, ngga kebayang kalau sampai Jakarta. Untungnya juga Bre ngga ikut, kalau ikut mungkin dia duduk di atas mobil. Ah, tetap aja sedih karena Bre ngga ikut. Anyway, happy 2nd anniversary Bre!

Tak pernah ketinggalan, selalu, cheese cake!

2 komentar

  1. Balasan
    1. ada kamar mandi nya kok cyn, 8 pintu malah jadi ga bakal ngantri phuahahahha

      Hapus