Sanva Hotel yang ada di sudut jalan
Sebelum menyelesaikan PR yang tertunda "sisa hari di Coloane", saya akan berbagi dahulu sedikit cerita tentang penginapan yang kami tinggali selama di Macau. Awalnya si ogah dan males karena penginapan nya sangat mengecewakan, kami ngga betah dan selalu pengen cepat-cepat keluar. Sehingga fungsi penginapan memang sesungguhnya tempat numpang tidur saja. Tetapi tiba-tiba jadi kepingin nulis setelah nonton film The Thieves, yang salah satu setting lokasi nya di hotel ini. OMG! Berarti KSH pernah ke sini. Jadi teringat, saya memang suka mengunjungi tempat-tempat yang jadi lokasi syuting aktor idola, salah satunya di sini yang memang sengaja saya datangi. Kalau ulasan lokasi ini engga sengaja, karena memang baru nonton filmnya kemarin sedangkan trip nya akhir tahun 2015.

Dan gejolak menulis pun muncul setelah demam KSH. Sambil dengerin Be The Voice, pengalaman suram tentang hotel ini berubah dari film negatif jadi foto klasik yang enak dipandang. Kenapa suram? Alasan klise, kenyataan tidak sesuai dengan ekspektasi. Memang kami pesan kamar dengan tarif paling murah (Weekday : MOP260, Weekend : MOP360, dengan charge tambahan orang MOP50), tapi dibandingkan dengan penginapan di Kow Loon dengan harga yang sama, fasilitasnya sangat jauh berbeda. Yang sangat membuat kami kaget adalah, dinding yang memisahkan antara kamar hanyalah sepotong kayu yang tingginya kurang dari dua meter. Menurut saya tidak pantas disebut kamar, lebih tepatnya bilik. Jadi harus bisa menahan diri untuk ketawa apalagi teriak, menghargai tamu bilik sebelah karena ngorbol aja udah kedengaran apalagi kalau sampai bersin. 



Selain karena dinding bilik yang rendah sehingga suara dari bilik sebelah begitu kedengaran, fasilitas seperti meja, kursi dan ranjang kasur seperti barang bekas dan tidak terawat. Lebih seramnya lagi cermin yang ada di atas westafel, sudah buram dan ada sisi yang retak. Rasanya ngga berani lama-lama ngaca, takut ada penampakan. Hahaha. Lemari pakaian tidak ada, hanya ada gantungan baju yang digantung seperti jemuran di samping westafel. Kalau dibandingkan dengan kamar lain, saya pikir tidak jauh berbeda, hanya ukurannya saja dan tambahan balkon kamar yang menghadap jalan. Untuk kamar mandi, hanya ada shared bathroom, tidak ada kamar mandi dalam meskipun kamu memesan kamar yang paling mahal.

Ruo Do Felicidade, Gang lokasi Sanva Hotel
Berikut ulasan yang saya rangkum berupa poin plus dan minus setelah menginap dua hari di Sanva Hotel. Poin plus menginap di Sanva Hotel:
  • Respon dari admin lewat surel sangat baik. Tidak perlu booking fee. 
  • Desain eksterior bilik lumayan enak dipandang, sayang nggak sempat foto karena resepsionis nya agak galak
  • Kamar mandi bersih meskipun dipakai berbarengan. Ingat toilet kering, jadi siap-siap tisu basah kalau mau pup

Poin minus menginap di Sanva Hotel:
  • Tinggi dinding bilik yang rendah, jadi kalau ngobrol musti bisik-bisik. Walaupun berbeda bahasa, dan tamu sebelah ngga ngerti, tetap kita harus menjaga kesopanan
  • Adanya outdoor westafel, sehingga kamar terasa lembab
  • Resepsionis tidak bisa berbahasa Inggris, sehingga kami agak kesulitan saat berkomunikasi

Memang ada harga ada mutu. Setelah membaca review di tripadvisor, awalnya saya memang agak ragu untuk memesan hotel ini. Namun terbujuk oleh nilai historis bangunan ini, saya tetap memaksa menginap tanpa mengecheck terlebih dahulu kamarnya. Terlanjur bayar dan sudah masukin deposit, saya menghela nafas. Kata Brew, "Yailah, cuma tidur doang ini."

Sebetulnya hotel ini lebih terkenal karena jadi lokasi syuting film Isabella (2006) dan sudah beberapa kali jadi lokasi untuk foto prewed. Kalau saya sendiri, jadi bikin ulasan karena abis nonton The Thieves. Mungkin lebih banyak nya lokasi syuting ada di City of Dreams. Saya ngga sempat kesana karena lebih memilih hotel kasino di depannya, The Venetian, yang jadi lokasi drama Boys Over Flowers. Yailaaaaaah...

Poster film The Thieves
Lokasi shoot nya masih dalam satu komplek dengan Sanva Hotel