Saya menggunakan atasan baju lapis dua, sweater dan jaket polar. Untuk bawahan celana semi jeans dengan sebelumnya saya lapisi celana triatlhon yang menempel di kulit. Tak lupa kaos kaki dan sarung tangan polar. Semua itu tetap saja tak mampu menahan dinginnya bandara Keflavik di tengah malam. Yap, kami menginap di bandara setelah kembali dari 14-hours tur ke South Coast dan Jokulsarlon.



aku pergi jauh
melepaskan mimpi-mimpi
melumpuhkan ketakutan 
menapaki jalanan
tersesat dalam labirin-labirin sempit
terjebak rumit kehidupan
lalu berhenti sesaat lelah
dan kembali menapaki jalanan
semakin jauh,
semakin aku sadar aku tak tahu apa-apa


Waktu yang kami habiskan di Utrecht lebih banyak di rumah Marije, host kami selama di Utrecht. Hujan yang sejak kemarin belum berhenti bikin kita males keluar rumah. Jadi kami di rumah nyuci baju, ngejemur dan masak-masak. Ngirit banget lah pokoknya selama di Utrecht. Dari empat hari di sana, kami ke pusat kota hanya dua kali, itu pun setengah hari. Suasana perumahan tempat kami nginep pun sepi dan tenang banget. Marije, yang suka yoga ini bercerita, kadang kala saat dia nginep di rumah pacar nya di Amsterdam dia suka kangen sama Utrecht, rasanya damai di sini. Kalau alasan saya kenapa milih kota ini sih sepertinya random banget. Pernah baca di majalah (lupa apa majalahnya) kota ini kota pelajar, jadi ngga terlalu rame dan bising. Dan berikut tempat-tempat yang kami kunjungi setelah secara random memilih Utrect sebagai kota persinggahan kedua kami di Eropa.