Mengunjungi salah satu dari tujuh keajaiban dunia ini bukan menjadi tujuan utama saya jalan-jalan ke India. Tujuan saya sebetulnya ke Kashmir —yang justru batal karena banyak drama, dan menyisipkan Taj Mahal untuk menghabiskan sisa hari setelah dari Kashmir. 


Setelah menghabiskan 1 malam di Delhi, 3 malam di Manali, dan 2 malam di perjalanan pulang pergi Delhi - Manali, tinggal tersisa 3 malam terakhir yang sengaja saya luangkan untuk Golden Triangle Tour, Delhi — Jaipur —  Agra — Delhi. Saya menggunakan kereta di semua rute tersebut dengan memesan langsung ke International Tourist Bureau, kantor yang melayani pembelian tiket kereta khusus turis asing di New Delhi Station karena saya sudah coba booking lewat web IRCTC namun nggak berhasil. Lumayan agak lama karena sistem nya masih jadul, saya lihat ke layar monitor layar muka nya masih menggunakan command prompt! Jangan lupa untuk mencatat nomor dan nama kereta nya. Untuk penginapan di 3 kota terakhir ini belum saya booking sama sekali. Untuk penginapan di Jaipur saya pesan sambil menunggu kereta di Stasiun Old Delhi.


(29 Februari) Kami berangkat dari Delhi pukul sepuluh malam, menunggu di titik jemput bus Holiday Appeal di depan Stasiun Metro Vidhan Sabha exit 3. Bus ini baru saya pesan sejam sebelum take off dari Bandara Soekarno Hatta. Semudah itu memesan bus di India menggunakan aplikasi RedBus, berbanding terbalik dengan pemesanan kereta yang sungguh makan waktu. 



Sebuah kolaborasi catatan perjalanan musim semi yang saya abadikan dan 
dinarasikan oleh teman seperjalanan saya, Hana.


1. Salah pilih tanggal perjalanan

Kenapa pilihan liburan nya ke India? Pertanyaan yang sama dari sanak famili dan teman-teman dekat saya. Sejujurnya saya kepingin balik lagi ke Jepang di musim semi. Tapi September 2019 kemarin ternyata Air Asia (nggak kapok-kapok pakai maskapai ini) nggak buka promo ke Jepang, yang ada Cathay dan Ana tapi hanya sampai Desember 2019. Esok hari nya, Nisa iseng mengirimi saya promo Jakarta - Delhi PP 3 juta. Emm, nggak promo banget sih tapi lumayan. Langsung lah tanpa babibu kami beli tiket untuk awal Maret 2020. Jadilah kami berlima, waktu itu sedikit ada drama juga karena ada teman kami yang mau nambah lagi tapi kita tolak karena udah terlalu rame. Asik nih bisa lihat salju ke Kashmir. Tanggal yang dipilih 28 Februari - 9 Maret, supaya nggak spring banget dan salju nya masih fresh.


Dari awal tahun 2018, saya dan Genk Wacana sudah mulai merencanakan trip bersama ke Nepal. Ketika itu inspirasinya gara-gara salah satu film yang kita tonton bareng saat open house di rumah saya. Filmnya Bollywood, judulnya rahasia (a.k.a. lupa, nanti saya tanyakan di grup), yang pasti sepanjang nonton scene gunung nya bikin nganga. Saking seriusnya kami sampai memesan tiket Jakarta - Kathmandu PP lewat Rama, salah satu anggota genk yang pekerjaan sampingan nya memang travel agent. Jadi tiket bisa dipesan dan bisa di bayar dalam waktu seminggu. Sudah lewat seminggu namun tiket belum dibayar juga, yasudah nanti pesan lain kali lagi hingga akhir tahun tidak ada kabar dan saya langsung beli tiket ke Korea Selatan untuk April 2019.