Traveling is healing

May 19, 2020

Foto trip 5 tahun lalu di Kepulauan Similan, Thailand
Sering kali saya menerima masukan (yang tanpa diminta) dari kawan-kawan untuk mencoba meng-komersilkan traveling, kegemaran yang sudah saya tekuni sejak dari SMA. Dan yang paling sering adalah membuat Video Blog atau singkatnya vlog. Sampai ada yang niat mengajarkan saya bagaimana cara menghasilkan uang melalui kanal YouTube. I appreciate it! Tapi rasanya keinginan itu belum muncul dari lubuk hati terdalam saya. Saya masih menikmati masa pengganguran ini sembari mengerjakan proyek kecil-kecilan sebagai teknisi. 

Salah satu hal yang membuat saya belum berpikir untuk making money dari jalan-jalan dengan membuat vlog adalah rasa jenuh. Dulu saya pernah di satu titik, di mana saya jenuh jalan-jalan setelah beberapa kali membuat Open Trip. Kegiatan memotret saat jalan-jalan pun kadang menjadi distraksi yang sering kali membuat lupa esensi dari traveling itu sendiri. Bagaimana mau merekam video kalau memotret saja kadang menjadi distraksi. Bagi saya kegemaran adalah pelarian dari aktivitas monoton keseharian, maka jika saya sudah jenuh dengan kegemaran saya sendiri, saya harus lari kemana? 

Menjadikan kegemaran sebagai pekerjaan mungkin bagi sebagian orang adalah anugerah di saat ada orang yang membenci pekerjaan mereka karena tidak sesuai dengan passion nya. Beberapa tahun lalu saya pernah menulis tentang menikmati passion dan masih tetap saya pegang sampai sekarang. Semua tidak melulu tentang uang kok, karena bagi saya traveling adalah healing. Saya rela mengeluarkan biaya yang tidak sedikit untuk membuat kami tetap waras menghadapi hidup. Dan traveling atau jalan-jalan adalah salah satu metode saya untuk menjaga kesehatan mental

Sayangnya kondisi wabah Covid-19 yang makin parah mengharuskan kita untuk #dirumahaja. Sudah dua bulan lebih kami tidak keluar rumah. Rasanya sudah gatal sekali ingin naik pesawat. Untuk menghilangkan rasa jenuh selama di rumah, saya mencoba kilas balik perjalanan dengan menulis atau mengunggah foto di Instagram. 

Untuk membeli kebutuhan rumah tangga, saya keluar rumah seminggu sekali ke convenience store. Itu pun menjadi kebahagian tersendiri selama masa pandemi ini. Untuk kebutuhan lain seperti ke rumah sakit bisa digantikan dengan menggunakan aplikasi Halodoc. Kemudahan untuk bisa berkomunikasi langsung dengan dokter tanpa perlu ke rumah sakit bisa diperoleh melalui aplikasi ini. Begitu juga jika kita membutuhkan obat atau ingin membuat janji dengan dokter.  

Melakukan perjalanan ke tempat-tempat yang budaya nya sangat berbeda membuat saya belajar untuk meluaskan perspektif dan lebih terbuka akan hal-hal baru. Saat traveling saya bisa lebih rileks dan tenang. Menemukan kembali jati diri, membuka pikiran lebih luas dan melepaskan tekanan. Dan hal itu tidak bisa saya dapatkan jika menggeser tujuan utama saya bervakansi. Terkadang hal sepele seperti merebahkan badan di atas pasir sambil menatap langit gelap dan mendengar desir ombak bisa memberikan jawaban dari banyak pertanyaan. 

Pernah suatu ketika sepulang dari dua bulan keliling Eropa saya bercerita ke Ibu saya, entah kenapa selama di sana saya lebih sehat dan bahagia. Kata Ibu, "Ya tentu saja karena kamu nggak kerja dan hanya jalan-jalan." 

Jadi jika masih ada yang bertanya kenapa saya nggak mau bikin vlog jawaban saya sekarang masih sama, saya nggak punya rasa pede yang begitu tinggi untuk narsis. Hahaha. Saat ini bagi saya bukan jalan-jalan untuk cari uang tapi cari uang untuk jalan-jalan. 

No comments

Post a Comment