Belgium: How To Eat Like Tourist

Oct 8, 2016


The best chocolate in the world. The best ... blablabla.

Saya kira kebanyakan guide atau beberapa tulisan mendeskripsikan sesuatu secara berlebihan sebagai the -est / the most -paling. Mungkin tujuannya biar kita "mau mencoba" atau "mau merasakan" sesuatu yang baru sehingga wajib kita masukan ke bucket list. Padahal bisa jadi hal-hal tersebut sebetulnya subjektif. Tapi pada akhirnya, memuaskan rasa penasaran, mencoba hal baru, dan menambah pengalaman merupakan hal yang lumrah bagi para pelancong. Dan memanjakan perut adalah wajib selain memanjakan mata saat mengunjungi suatu kota. 

Dua Malam di Brussels dan semalam di Bruges. Sejujurnya kami ngga berburu makanan di dua kota yang old town banget ini. Cuma karena kebetulan saja di mana-mana berjejer stall makanan (karena rame turis), mau ngga mau kita melipir deh. Terus karena jajanannya ngga ngenyangin, jadi melipir lagi ke toko yang lain. Huft, semoga bujet nya masih aman sampai enam minggu ke depan!


  • Frits
Sempat menjadi perebutan antara Perancis dan Brussels soal kentang goreng ini. Yang berakhir dengan nama French fries. Tapi kalau di Brussels ngga ada yang namanya french fries, disini mereka menyebutnya frits. Dari sekian banyak restoran, kafe, food stalls dan food truck yang menjual frits, yang paling terkenal menurutku di Brussels adalah Fritland. Di sini kalau lagi jam makan malam, bakal panjang antriannya. Jadi musti sabar dan suruh pacar kamu ngetake tempat dulu sambil kamu ngantri. Atau bisa juga take away sambil jalan-jalan di sekitar Grand Place. Lokasi Fritland gampang banget dicari, cari aja bangunan yang pintu-pintu terasnya ada bendera Belgia. Tau kan bendera Belgia? Kalau ngga tau, sama kayak bendera Jerman, cuma liatnya 90 derajat miring ke kiri. Harganya frits nya paling murah €3 original (asin) tambah saus €0.8 boleh campur-campur sausnya. Kami dua kali ke sini, karena selain enak porsinya gede. Bre sampe pegel makannya. 

Tips: Kalau mau makan di tempat, bilang. Jangan diem aja. Karena kalau lagi rame defaultnya kita dikasih frits dalam bentuk cone (take away). Paling enak saus tartare + spicy chili. Bonus makan di Fritland adalah mereka nyediain toilet/wc gratis.


  • Belgian chocolate
Tahu iklan eskrim magnum yang sempat bikin euforia di Indonesia? Nah, coklatnya (kata iklannya) dari sini nih. Cokelat yang katanya paling enak di dunia itu dari Belgia. Makanya kita wajib banget cobain. Dari sekian banyak chocolatier yang ada di sekitaran Grand Place, ada satu toko yang harganya masih masuk kantong mahasiswa. Namanya Leonidas. Toko coklat yang produksinya sudah pake mesin dan paling umum tersebar di banyak tempat.

Pelayanan di Leonidas cukup oke, kami pun ditawarkan tester white chocolate isian stroberi dan dark chocolate isian lemon. Terus saya foto-foto deh tuh. Sebetulnya ngga perlu beli karena udah cukup sama testernya yang seukuran dua jempol. Tapi karena ngga enak, jadi beli deh yang dark chocolate seharga €1. Rasanya kalau dibandingin sama Coklat Monggo 58% kesukaan ku, lebih enaaaak! Yaiyalah, makannya beribu-ribu kilometer dari Jakarta. 



  • Seafood
Brussels terkenal sama Mossels (kerang), di banyak restoran pasti tersedia terutama di bulan-bulan yang berakhiran -ber (September - Desember). Dari ngecek beberapa tempat, Mosel yang paling murah dihargakan €8 sepaket sama kentang goreng. Karena kami berdua jiper buat makan di restoran beneran yang namanya kami ngga kenal, akhirnya kami makan di De Noordze, restoran seafood di Brussels buat kelas menengah ke bawah. 

Cara makan di De Noordze cukup unik, mereka hanya menyediakan meja untuk berdiri yang lokasinya di luar restoran. Restoran nya sendiri hanya dapur. Jadi kita memesan dari luar, kasih nama, bayar langsung, trus tunggu deh nama kita nanti di panggil. Kami hanya memesan Kibbeling goreng satu porsi seharga €5 dan kami diberikan sepasang pisau garpu. Sebelum pesenan kita matang, kita ditawari roti gratis. Rasanya lumayan, enak karena ada saus tartarnya. Hal yang kami sesali adalah kami ngga sempat nyobain Mosselsnya. Mahal cyyyiin~


  • Waffles dan Ice Cream
Dibanding di Brussels, waffle lebih eksis di Bruges. Sejauh kaki melangkah, kanan-kiri jualan waffle sama eskrim. Harganya mulai dari €1.5 - €5, tergantung toppingnya. Dibeberapa kafe banyak yang ngantri. Kalau males ngantri, lanjut lagi aja jalan, di depan 20 meter, pasti ada lagi yang jual waffle. Oya untuk waffle yang recommended itu rasa stroberi (iyalah secara harganya paling mahal). Kami nongkrong di Eathouse 't Walpleintje, salah satu kafe yang ada di gang-gang sempit di Bruges (Walplein str. 19). Dari banyak kafe yang tersebar di Bruges menurut kami ini paling murah. Terus apa beda rasanya waffle yang ada di sini sama waffle-waffle yang lain? Sama aja!

Siang hari musim panas di Belgia beda rasanya dengan Belanda. Kalau di Belanda kami jaket-an, di sini kami kaos-an. Jalan sebentar bikin ketek basah. Dan kalau ngeliat ada stall es krim, iler kami ngeces. Belum lagi kami selalu denger kalo coklat Belgia itu terenak di dunia -halah. Jadi lah saya memesan es krim stroberi dan Bre memesan es krim coklat. Sekali jilat, takjub, ini es krim stroberi terenak yang pernah saya cobain! Benar-bener stroberi banget. Terus gimana rasa eskrim coklatnya Bre? Saya cobain juga, dan tiba-tiba saya melayang. Terbang ke luar angkasa. Lalu mendarat di planet Saturnus. Ini bukan coklat dari bumi. 

No comments

Post a Comment