Bring or Leave - How to pack for 50 days around Europe

May 15, 2017

Pertanyaan yang sering saya denger selain tentang budget adalah tentang barang bawaan saya selama keliling Eropa, terutama temen-temen cewe "Lo keliling dua bulan gitu bawa baju seberapa banyak, Ken?" Apa saja yang perlu dan ngga perlu dibawa agar kita mudah bergerak saat berpindah-pindah antar kota dan negara. Jangan membawa yang menyusahkan diri-sendiri. Karena perjalanan itu untuk dinikmati, bukan ntuk repot-repot bawa barang dan oleh-oleh. 

Pengennya sih foto ketje gitu sambil gendong tas, tapi berhubung motretnya pake tripod dan timer, jadi musti bolak balik pegel


Daypack dan Rucksack
Rucksack atau biasanya kita menyebutnya carrier, yang berukuran 35 - 60 liter dan Daypack yang berukuran antara 10-18 liter, tidak terlalu besar dan cukup nyaman dijadikan tas depan. Saya ngga bawa tas kamera, peralatan motret saya jadi satu dalam satu daypack termasuk juga macbook. Saya membawa 1 daypack berukuran 18 liter yang saya jadikan tas depan dan 1 rucksack berukuran 35 liter yang saya gendong. Daypack bisa yang bike-friendly, jadi nyaman dipakai saat sepedahan keliling kota. Jangan lupa setting rucksack nya (check di youtube) seenak mungkin sebelum berangkat sehingga kita nyaman selama perjalanan. Sebenarnya keliling Eropa pakai koper itu nyaman, karena jalan setapak di sana mendukung banget buat roda-rodanya koper. Tapi kami memilih untuk pakai rucksack karena paling gampang buat dibawa kemana-mana, masuk-masuk subway, bus, ngejar-ngejar metro dan tram, ngantri tiket, bolak-balik kalau nyasar. Sangat movable. Biasanya saat tinggal di satu kota, rucksack selalu kami tinggalin di hostel, dan kami jalan-jalan dengan membawa daypack.

Pouches
Ada dua jenis untuk kantong ini, yaitu kantung biasa (beresleting atau kantung serut) dan kantung vakum (space maker). Kantung yang biasanya terbuat dari bahan semi parasut digunakan untuk mengorganisir barang-barang yang perlu dijadikan satu. Seperti pakaian, dalaman, alat-alat listrik, dan barang-barang yang berukuran kecil. Space maker berguna untuk menyimpan pakaian hangat yang biasanya menuh-menuhin tempat dan juga untuk menyimpan baju-baju kotor yang males dilipat setelah dipakai. Kantong-kantong ini sangat memudahkan proses packing-unpacking sehingga tidak memakan waktu.

Pakaian (secukupnya)
Secukupnya. Kami menyesuaikan dengan musim selama kami melakukan perjalanan di Eropa yaitu bulan Agustus - September yang berarti antara akhir musim panas dan awal musim gugur. Cukup panas di beberapa negara Eropa timur dan cukup dingin di beberapa negara seperti Belanda dan Iceland. Untuk atasan saya membawa 3 helai kaos pendek, 3 kaos panjang dan 2 kemeja. Untuk bawahan satu celana pendek dan 2 celana panjang. Jumlah underwear yang penting bisa tahan seminggu. Gimana cara menyiasati cucian saat traveling? Saya bagi tugas dengan teman perjalanan saya. Sambil saya memasak, dia nyuci dan njemur. Kami rutin mengerjakannya setidaknya seminggu sekali menggunakan mesin cuci yang sudah disediakan sama host AirBnb (free), kalau di hostel biasanya bayar.

Rain Coat atau Payung
Sedia payung sebelum hujan. Everytime I go out, I always bring my umbrella or rain coat. Membawa payung berarti saya bisa menghindari matahari yang menyengat atau gerimis hujan, yang berarti tidak ada hal yang bisa menghalangi kita untuk beraktifitas dan bergerak. Oya, sudah dua kali payung saya ketinggalan selama traveling. Pertama di hotel bandara Phuket dan yang kedua di kedai kebab di Turin (meninggalkan jejak).

Kaos Kaki
Jangan menganggap remeh barang kecil ini. Kaos kaki adalah salah satu benda yang bisa menjaga suhu badan kita, selain jaket. Bawa dua atau tiga pasang.

Toiletries
Ini barang yang paling wajib di bawa selain pakaian. Meskipun host airbnb dan hostel biasanya sudah menyediakan sabun dan sampo, tapi ngga rugi juga kita membawa yang berukuran kecil untuk jaga-jaga misalnya kita tinggal di 'hostel ala kadarnya' yang cuma nyediain kasur dan bantal saja (mixed bedroom biasanya). Benda-benda yang masuk ke toiletries seperti sabun, sampo, sikat gigi, odol, pembersih muka, deodoran, lotion, bodyspray, pembersih telinga, ikat rambut dan jarum-jarum pentul (untuk saya yang berhijab). Semuanya berukuran mini dan dimasukan ke dalam wash kit (pouch organizer yang biasanya menyediakan gantungan di bagian atasnya).

Warm Accesories
Polar jacket, kerpus, sarung tangan, baff (sarung muka) dan kaos kaki polar. Ini barang yang baru terpakai saat kami di Iceland. Katanya sih masih summer, tapi dinginnya di bawah tujuh derajat. Barang-barang ini pastu makan tempat, jadi kita masukkan ke space maker

Windproof atau waterproof jacket
Yang sangat saya sesali adalah saya ngga bawa trench coat atau jaket-jaket unyu yang fotogenik yang biasanya dipake mulai musim gugur sampai winter. Bukan ngga bawa, tapi karena kami memang ngga punya (hehe). Jadi lah foto kami selama perjalanan ini kami pake jaket yang biasa buat naik motor (anti  angin!).


Udah kece gitu kan backgroundnya.
"Jaketlu ngga ada yang lebih keren napa? Minta endorse sama Eiger deh" Hahaha

Flipflops atau sandal jepit
Sendal sangat berguna terutama saat hujan. Sepatu tidak saya packing karena selalu kami pakai kemana-mana. Pernah sih kejadian saya pakai sendal jepit saat pindah-pindah negara, karena sepatu saya basah dan belum sempat dikeringin, jadi saya gantung saja di rucksack. Sendal jepit bisa diselipin di tempat botol yang biasanya ada dipinggiran rucksack.

Buku catatan kecil dan pena
Menulis sudah menjadi bagian dari perjalanan, dan jangan terpaku pada smartphone. Saya membuat catatan-catatan kecil perihal booking, rute perjalanan, bahasa lokal, what-to-do list, jurnal, ide-ide yang tiba-tiba muncul dan sedikit curhat pribadi.


Buku yang ngga pernah ketinggalan. Saat ini saya punya dua small journal sejak tahun 2012.
Sangat berguna untuk mencatat hal-hal penting.


Medical kit
Obat apa yang paling banyak kami bawa? Tolak angin. Sisanya beberapa obat sakit kepala, flu, diare, maag dan beberapa obat luar seperti betadine, plester, dan alcohol swab. Juga membawa vitamin agar tubuh tetap fit selama perjalanan. Yang paling wajib buat saya adalah antimo karena dalam perjalanan saya susah sekali tidur. Medical kit selalu onboard, dibawa kemana-mana, dan tidak pernah masuk bagasi saat kami harus melakukan perjalanan menggunakan transportasi antar kota atau negara.

Peralatan elektronik
Smartphone
Ipod
Macbook air
Charger-charger
Kamera dan aksesorisnya
Colokan T, biar gak perlu ngantri ngecharge (yang biasa terjadi di kamar mixed bedroom).
Powerbank. Seumur memakai smartphone, baru kali ini saya (terpaksa) membeli powerbank, dan ternyata sangat berguna saat kita malas untuk ngecharge HP tiap malam.
Token, untuk transaksi internet banking dan CC

Quickdry travel towel
Kalau nyari nya susah, ganti saja dengan handuk berjenis microfiber. Saya menemukan barang ini di Ace Hardware, berbagai macam bentuk, warna dan ukuran. Selain kelebihannya yang mudah kering, barang ini tidak memakan tempat. Ada beberapa hostel dan air bnb yang menyediakan handuk, dan ada yang tidak. Beberapa kasus terjadi pada hostel dan air Bnb yang host nya males nyiapin apa-apa. 

Jemuran Baju Portable
Contoh yang ada di amazon seperti ini. Hanya saja harganya mahal, jadi saya coba buat sendiri. Mudah saja kok. Saya membeli dua carabiner abal-abal yang biasa nya ada di toko outdoor dan tali krusik sepanjang 4 meter (Ngga sampai dua puluh ribu semuanya). Lengkapi dengan jepitan baju cukup 5 buah. Ikat masing-masing ujung tali prusik ke carabiner tadi. Pasang dimana pun bisa, dan tinggal sesuaikan ukuran panjang tali. 

Botol Air Minum
Sebaiknya yang bisa dilipat seperti yang sudah banyak dijual. Kebetulan kami males beli jadi kami bawa seadanya yang ada dirumah. Satu ukuran 700ml dan satu ukuran 530ml. Selama di Eropa kami jarang beli air mineral, semuanya refill dari keran rumah. 

Others
Tripod, digunakan untuk ngambil foto slowspeed dan selfie
Sunglasses 
Shaver daan gunting kuku, kedua barang ini boleh banget dibawa asal masuk ke bagasi, jangan dibawa ke cabin (khusus untuk gunting kuku)
Saos dan Indomie, saya bawa ini tapi cuma tahan seminggu. Setelah itu kami refill dengan berbelanja di toko-toko asia. 


Sebaiknya tinggalkan barang-barang ini:

Universal adapter
Ini ngga terpakai selama di Eropa karena sistem jack nya sama seperti di Indonesia, jadi tinggalkan saja.
Sleeping bags
Kecuali berniat untuk camping di hutan, sleeping bag ngga perlu dibawa. Barang ini sangat memakan tempat. Jika kamu agak merasa jijik dengan sprei yang ada di hostel, bawa saja sarung bali yang multifungsional buat alas tidur
Handuk rumahan
Ini sangat menyusahkan, selain keringnya lama juga memenuhi tempat di tas. Apalagi kalau dalam keadaan basah, mudah bau.
Hairdryer
Rata-rata host airbnb dan hostel sudah menyediakan ini. Jadi ngapain juga repot-repot bawa.
Pakaian Berbahan Jeans
Boleh aja kalau mau bawa celana jeans, tapi jangan dicuci selama perjalanan (dipakai terus selama dua bulan), karena selain keringnya lama, kalau ditaro ditas juga berat.

Begitulah barang-barang yang kami bawa dalam perjalanan hampir dua bulan keliling Eropa ini. Semuanya dimasukan jadi satu di tas punggung (rucksack) dan tas depan (daypack). Lakukan setting tas punggung senyaman mungkin, sehingga yang tadi beratnya bisa lebih dari 10 kg jadi terasa cuma 3 kg (beban bukan di bahu tapi di pinggul). Tas kami pas pulang malah jadi melompong karena logistik makanan sengaja kami habiskan di kota terakhir. Bagaimana dengan oleh-oleh? Cuma kartu pos kok, ngga makan tempat, jadi bisa diselipin di mana saja. Bawaan pulang yang penting itu bukan oleh-oleh, tapi sekumpulan cerita untuk esok. Tsaaah~

3 comments

  1. Keren ceritanya dan sangat membantu :)

    ReplyDelete
  2. Sekarang aku juga sering menghindari bahan jeans selain dingin (kurang bisa menahan hangat) juga kalo basah susah bener keringnya dan itu tadi beraaatt..

    ReplyDelete
    Replies
    1. Setuju ya om tanpa jeans kalo traveling hihihi terakhir pakai jeans mungkin setahun lalu, karena pada kekecilan dan kalo dimasukin laundry bisa satu kilo sendiri wkwkwk

      Delete