Greetings from Fuji San

Dec 7, 2017


Semesta mendukung. Seharian saya dan Nisa main ke Fuji san cuaca begitu cerah karena dua hari berikutnya mendung dan hujan seharian. Kalau menyesuaikan itin yang sudah saya buat, jadwal ke Fuji san seharusnya jadi transit road trip kami dari Tokyo ke Kyoto. Tujuan nya biar irit budget transport karena selama di Jepang kami ngga menggunakan JR Pass. Tapi gegara trip impulsif ke Shirakawago, kami terpaksa merubah rute road trip menjadi Tokyo — Fuji san — Tokyo — Kanazawa — Shirakawago — Takayama — Kyoto. 

Seneng banget ngga ada hujan, jadi bisa gegoleran di tanah bermandikan daun-daun maple yang berguguran
Perjalanan ke Fuji san sendiri memakan waktu dua jam menggunakan bus. Untuk tiket bus nya kami baru booking dua hari sebelumnya saat berangkat dari Bandara Soetta sambil nunggu boarding. Dari baca-baca lebih baik booking dulu, karena kalau ngga booking bisa dapat jam yang engga enak. Kami dapat jam berangkat yang lumayan agak siang, pukul 8 pagi dari Shinjuku bus terminal. Tapi untung juga sih karena kami sempat drama dulu dalam perjalanan menggunakan metro dari penginapan, hampir telat pokoknyah. Jam baliknya kami jadwalin pukul 5 sore (sunset time), itupun ternyata delay sekitar setengah jam. Jeda waktu yang cukup untuk bercengkrama dengan Fuji san. Oiya, kami ngga mendaki Fuji san karena mengirit tenaga (pernah iseng naik gunung pas ke Hongkong, setelahnya badan tepar seteparnya). Entah kenapa banyak yang nanyain, aku kan anaknya bukan pendaki banget, mungkin lain kali waktu. Eh ngga deh, karena kalau ke Fuji san lagi berarti nonton konser di Fuji Rock Festival (ngarep).

Kawaguchiko Lake


So, karena ngga ada itin mendaki Fuji san, maka aktivitas yang bisa dilakukan adalah melihat keelokan Fuji san dari jauh. Salah satu nya adalah dengan mengeksplorasi danau Kawaguchiko yang membentang di sebelah utara Fuji san. Danau Kawaguchiko sendiri juga luas banget, jadi kalau hanya transit sebentar kurang afdhol kalau ngga napakin kaki di Fuji san (eh, kan cuma lihat dari jauh jadi bercengkerama sama Fuji san nya lewat media danau aja). 


Pohon maple yang di tepi danau sebagian udah pada berguguran :(
Tapi masih ada sedikit di ujung taman
My dream is so simple: pengen liat daun maple beneran. And it came true in front of Fuji san!
Untuk mengeksplorasi Danau Kawaguchiko kita dikasi tiga opsi, naik bus, sepeda atau jalan kaki. Kami pilih yang pertama biar hemat tenaga (lagi-lagi hemat, sayang sama dengkul dan kaki) dengan membeli 2-day bus pass yang sebenernya sama kita cuma dipake tujuh jam saja. Agak boros sih karena sebetulnya ada tiket gabungan 1-day bus pass dengan tiket ropeway Mt. Kachi-kachi (naik gondola ke gunung di sebelah Fuji san) dan Pleasure cruiser (keliling Danau Kawaguchiko pake kapal). 




Bus yang beroperasi ada tiga line, merah, hijau dan biru. Kita mengelilingi jalur merah, jalur yang paling mainstream buat pelancong kayak kita yang cuma mampir ke Fuji san dan ngga nginep. Ada 22 pemberhentian bus di mana stop paling ujung (Kawaguchiko Natural Living Center) ini lah yang paling banyak dihampiri para pelancong. Nah, karena lagi musim gugur, setiap bulan November ada Momiji Festival (tahun ini diadakan dari tanggal 1 - 23 November). Pemberhentian bus yang paling dekat dengan Momiji Festival adalah bus stop no. 18 dan 19 yang berlokasi tepat di sebelah Momiji Tunnel (Maple Corridor). Dari bus stop no. 18 (Konohana Art Museum) sampai ke 19 (Itchiku Kubota Art Museum) ini kami jalan kaki di pinggir danau dimana scenery Fuji san dari sini cukup ketjeh.  

Momiji Tunnel

Di sini kami puas banget melihat momiji (daun maple dalam bahasa jepang) karena sepanjang mata memandang berjejer kanan dan kiri pohon maple berwarna merah, coklat, jingga, kuning, dan hijau. Mungkin pohon maple yang di pinggir danau udah abis duluan karena ketiup angin sedangkan di Momiji tunnel masih utuh. 


Buat sebagian turis, foto sama pohon pisang adalah wajib. Kalau kita wajib banget pake background pohon maple. Hahaha
Cari 5 perbedaan dari gambar di atas


Momiji tunnel itu sebetulnya adalah kanal kecil yang air nya mengalir langsung menghilir ke danau Kawaguchiko. Tapi entah kenapa yang ada cuma genangan air ditumpuki dedaunan maple yang gugur. 





Ini pohon bisa tumbuh di Indonesia ga sih, pengen nanem di kebon belakang rumah







Sebelum berangkat ke Jepang kami memang ngepas in sama Momiji Festival yang digelar tiap tahun di Fuji san. Best view nya sebetulnya setelah sunset, lampion-lampion yang ada di tiap sisi pohon maple menyala begitu juga ada pencahayaan yang menyorot dedaunan pohon maple. Sayangnya kami ngga sempat liat karena jadwal bus kembali ke Tokyo setelah jam 5 sore full-booked.





Dari sana kami cao ke Oishi Park, dan sore nya balik lagi ke bus stop no. 18 buat foto-foto lagi dan menikmati matahari tenggelam di pinggir danau Kawaguchiko. 

Oishi Park

Oishi Park ini masih satu area dengan Kawaguchiko Natural Living Center. Di sini viewnya biasa aja pas musim gugur. Kala musim panas, bunga lavender dan blueberry yang ada di sini bisa mekar kayak karpet ungu melatari Fuji san. Atau bunga Kokia nya mekar jadi merah di sekitar akhir bulan Oktober. Begitu informasi dari google, jadi di sini saya cuma numpang makan siang, jalan-jalan muterin kebun sambil ketawa ketiwi sama Nisa, numpang pipis, makan eskrim, dan balik lagi ke Momiji tunnel. 



Fuji san pun ngga malu-malu menampakkan wajahnya

Berhubung siang terik, lumayan anget, kami lepas jaket lalu beli es krim blueberry (yang katanya khas) di kafe yang ada di belakang museum. Terus kami duduk di bangku kafe yang di sekelilingnya ada bunga Kokia dan menghadap langsung ke Fuji san. Makan siang yang cukup mewah biarpun  lauk yang dibawa cuma mie goreng dan sinar matahari menerjang di atas kepala. 


Kokia balls yang udah tinggal batangnya aja

Selain kepingin makan eskrim blueberry, kami udah ngelist mau makan Tanuki dango yang ada di Mt. Kachi-kachi. Agak sedih juga karena kami ngga bisa lihat Fuji san dari atas karena sejujurnya seharian di Kawaguchiko ternyata kurang (kelamaan bersetubuh sama momiji). 

Senengnya karena seharian cuaca cerah, Fuji san juga terus menerus nampak sampai sore

4 comments

  1. enak bangeeeeet keren warnanyaaa! aku juga nih drdulu cita2 mau musim gugur di jepang. semoga taun depan kesampean deh. aamiin!

    ReplyDelete
    Replies
    1. amiiin. timing musim gugur tiap prefektur beda2 gitu mir, pas di tokyo masi hijo koneng wkwk

      Delete
  2. Keeeenn.. bagus banget foto-fotonya.. <3

    ReplyDelete
    Replies
    1. makasi dindiiin. gimana di flagstaff ketemu maple juga gaa?

      Delete