Solo Traveling

Aug 30, 2011

Perjalanan yang dilakukan sendiri. Begitu saya mengartikan solo traveling. Saya sudah tiga kali melakukan solo traveling ke Semarang, Jogja dan ke Malang, tapi menurut saya itu bukan solo traveling, karena toh pas di kota yang saya tuju saya bertemu dengan teman saya dan mengelilingi kota ditemani dia juga. Oleh karena itu, saya bercita-cita ingin sekali solo traveling ke suatu tempat. Bepergian sendiri, mengeksplor suatu tempat sendiri dan mengalami banyak hal-hal baru sendiri. Hanya satu hal yang membuat saya ragu untuk melakukan solo traveling, yaitu rasa aman dalam perjalanan. Alasan lain seperti takut bosan bukan jadi penghalang untuk melakukan perjalanan. Jujur saja saya tidak memiliki kemampuan bela diri. Dulu pernah sih belajar silat, tapi tidak sampai setahun. Itupun masih smp, jadi sekarang sudah lupa ilmunya. Hehee. Karena ragu itu lah saya sering urung niat pergi sendiri, paling tidak mengajak satu teman.

Melakukan perjalanan sendiri pastinya memberikan kesan yang berbeda. Mungkin kita biasa tertawa bersama teman-teman seperjalanan yang sudah kita kenal dekat. Berbeda dengan perjalanan sendiri di mana kita mencoba mengeksplor sesuatu dengan sudut pandang kita sendiri. Inilah yang akan saya lakukan di akhir minggu ini, solo traveling ke Karimun Jawa, Jepara. Mungkin terlalu nekat untuk traveling sendirian kesana mengingat budget yang tidak sedikit jika kita kesana sendirian. Oleh karena itu, saya mendaftar paket backpacker untuk satu orang di sini. Dengan 400 ribu rupiah, saya bisa menikmati keindahan kepulauan Karimun Jawa untuk 4 hari 4 malam. Solo traveling yang akan saya lakukan adalah mengeksplor Jepara. Berhubung bus yang saya pesan untuk kembali ke Jakarta baru berangkat sore hari dan kedatangan saya di pelabuhan dari pulau karimun jawa adalah dini hari, jadi dari pada saya terkatung-katung tak jelas di sana maka saya berencana mengeksplor kota yang katanya tidak perlu setengah jam untuk memutarinya.
Seorang teman memberikan nasihatnya pada saya, jangan keliatan ragu atau bingung dalam melangkah, senjata utama dalam bepergian adalah percaya diri dan doa. Saya baru tersadar akan kata-katanya itu karena saya sempat sedikit ragu untuk solo traveling mengingat 'senjata' yang biasa saya bawa tertinggal di kost. Hal ini tidak akan membuat saya berhenti untuk melakukan perjalanan. Ya, tak ada yang bisa membuat langkahmu berhenti kecuali Tuhan yang memberhentikan langkahmu untuk menuju ke pangkuan-Nya.

1 comment

  1. Wah mantap nih solo travellingnya... btw ini tulisannya dobel lho mbak Niken.. musti dihapus satu tuh....
    Gimana kabar ACI-nya? belum mulai jalan ya?

    ReplyDelete