Eat Pray Love? Nope, Eat Travel Repeat!
Padang-padang beach, Uluwatu, Bali | November 19th 2012

Saat terbaik dalam perjalanan adalah packing. Itu menurut saya, karena tujuan perjalanan sudah ada, kita tinggal mengatur segala tetek-bengek apa yang mau dibawa waktu jalan. Beda lagi kalau nyusun itinerary, yang destinasinya belum jelas. Macam mau berangkat perang tapi ngga tau mau ngelawan siapa. Beginilah yang sedang saya rasakan, sudah berlangsung lebih dari sebulan dan sampai sekarang belum jelas kita mau kemana. Mau kemana kitaaaaaa ... ?

Saya dan Brew, pacar sekaligus teman jalan abadi, menjadwalkan setidaknya minimal sekali sebulan main di luar. Kemanapun, yang penting keluar rumah. Mau cuma makan bakso yang jaraknya dua jam dari rumah kek, atau kemah ceria di gunung yang ngga dingin, atau ke theme park di tengah kota, atau perjalanan lasut ke pantai antah berantah cuma modal dari baca-baca di mbah google. Perasaan meninggalkan rumah itu syahdu. Kami pergi membawa perasaan suka untuk bertemu dan bercumbu dengan hal-hal baru. Dan pulang membawa cerita untuk anak-anak kami kelak. Seperti tahun kemarin, lima hari yang kami habiskan berdua saja, menyusun paragraf demi paragraf cerita kami di jalan. 

Menuju di penghujung tahun, saya sendiri mulai gelisah. Kami belum tahu mau kemana. Tapi teman perjalananku ini santai saja, yang penting waktunya pas dan ajuan cutinya diterima. He does never really care where we gotta go. "Yang penting sama kamu." Sambil nyengir. Hadeuuh.. Memang dari semua perjalanan, yang pusing sebelum berangkat itu saya, doi cuma tinggal angkut tas. Saya yang atur mulai dari tiket, booking penginapan, itinerary perjalanan, sampai packing barang-barang.

Terlalu banyak kepengen, karena terlalu banyak destinasi menggiurkan, dan karena dunia ini begitu luas, maka bimbang merajalela. Yang satu, udah kepengen dari dulu pas pula lagi musim gugur yang kece begini kendala cutinya kurang banyak. Yang satu, destinasinya lagi ngga mainstream tapi harga tiketnya selangit dan di sana hanya dapet info trip yang pake agen. Yang satu, udah keren banget lah kebayang bakal nambahin daftar proyek 100 pantai tapi kendala minim info. Mungkin kalau kita terlalu banyak rencana, jadinya malah gagal. Mungkin saja lebih baik kita tinggal menunggu kejutan-kejutan yang justru membuat perjalanan kita lebih menakjubkan. 

Trip ke Pulau Similan yang direncanain pas baru sampe Thailand.
Rencana ke Thailand juga baru kepikir H-3 sebelum berangkat. Terkadang dadakan lebih mengasikkan!

Halo Oktober!

Setelah kembali dari perjalanan road trip pulang pergi Jakarta-Semarang selama dua hari yang bikin pantat kesemutan, saatnya memperbaharui blog mumpung sempet dan belum sibuk jalan-jalan lagi *halah. Sebenarnya mah lagi keabisan ide buat nulis terus tiba-tiba kepikiran buat nulis judul ini. Ada beberapa temen jalan yang suka nanya, "Lo kayak gak kemana-mana ken, pake baju itu terus difoto." Huahahaha..

Baju boleh sama, yang penting background nya. Hehe..

Saya sendiri baru sadar pas ditanya begitu, sekitar tahun 2012. ternyata kebanyakan dari semua foto jalan saya pake kostum yang sama. Bukan disengaja, bukan pula kebetulan. Emang baju itu paling nyaman dipake. Beberapa temen jalan yang emang udah sering jalan bareng, nyadar banget kalau saya sering pake baju yang sama. "Ah kaos itu lagi." Huahaha.. Ternyata enam tahun lalu dari pertama kali posting tulisan di blog ini, saya masih pakai baju yang sama.

Postingan pertama di bulan Maret tahun 2010
Menggunakan kaos yang sama saya pake sampai tahun 2012. Sekarang ganti tag jadi: EAT. TRAVEL. REPEAT

Di tahun ketiga kuliah, masih susah banget traveling. Tentu aja faktor utama adalah dana. Berikut di tahun ke empat kuliah yaitu tahun 2011, saya jadi rajin ngegembel. Modal sendal jepit dan tas ransel selama tiga hari eksplor pesisir garut. 

Perjalanan di tahun 2011. Kerennya ini juga pake jilbab yang sama.
Lombok - Karimun Jawa - Lembang - Santolo

Setidaknya di tahun berikutnya, meskipun masih pakai kaos yang sama, gaya foto saya lumayan sembuh lah dari alay seperti foto di atas dengan kacamata tante-tante plus sarung tangan. Tahun 2012 saya juga udah mulai jarang pake sunglasses karena beberapa teman mulai memanggil saya "tante". Kaos raglan dengan paduan putih dan ungu bertuliskan INVICTUS ini saya beli  tahun 2009 kalau ngga salah inget pas pameran di Bandung, jadi dapet diskon. Saya bukanlah tipe yang suka belanja. Meskipun sudah mulai punya pekerjaan tetap, saya lebih suka menyisihkan uang jajan untuk menyicil alat outdoor dibanding beli baju atau gadget baru.

Kalau yang ini pakai jilbab kotak-kotak punya mamah jadi HM dibawa kemana-mana
Mangunan Jogja - Gunung Papandayan - Rammang Makassar - Pulau Perak

Foto bareng temen-temen jalan
Pantai Klara Lampung - Kawah Putih - Ranca Upas - Pulau Moyo
Kaos berwarna putih ungu itu terakhir saya pake sepertinya di akhir tahun 2012, pas perjalanan sailing trip ke Flores. Itu juga dipake pas berenang di sungai sepanjang air terjun Sengalo, Pulau Moyo (foto diatas kanan bawah). Si mamah sebenernya ngga terlalu peduli sama apa yang aku pake, cuma beliau mulai protes karena kaos itu udah pudar dimakan jaman. Tapi saya masih ngga rela melepas kaos itu, sampai akhirnya di tahun 2013, saya dapat kaos baru yang modelnya ngga beda jauh, cuma beda warna aja. Setelan dua warna abu-abu dengan biru dan abu-abu dengan hijau. Dan masih dipakai hingga hari ini.

Perjalanan tahun 2013 di dominasi oleh kaos souvenir dari Jogja.
Bulukumba - Borobudur - Malaka - Gunung Galunggung
Perjalanan tahun 2014 di dominasi oleh Brew!
Foto kanan atas dan bawah kita kompak. Hahahahaaa..
Thailand - Pulau Onrust - Stasiun Sukabumi - Pantai Papuma

Saya menulis ini bukan untuk menunjukan saya sudah kemana aja, tapi justru karena sambil ngubek-ngubek foto lama, saya jadi tahu bahwa sebenarnya saya belum kemana-mana. Masih banyak dunia luar sana yang belum dijelajahi. Mengingatkan masih ada cita-cita yang belum tercapai. Seperti kata mba dina dua ransel. “The more I travel, the more I realize I don’t know much. The world feels bigger and bigger. There are more and more stuff to discover.” 

Last but not least, karena perjalanan Niken (dan Brew) masih akan terus berlanjut. Dengan setelan abu-abu hijau yang masih bakalan dipake sampe 2-3 tahun berikutnya. Hahaha... Kalau ada godaan di mall atau belanja online, selalu mengingatkan diri. Nabung, ken, nabung, buat beli tiket!

Yang ini namanya gaya andalan. Hoeeek!


_
Beberapa foto courtesy dari temen-temen jalan yang ngga bisa disebutin satu-satu. Ucapan terima kasih sebanyak-sebanyaknya bagi mereka yang sudah mengabdikan perjalanan-perjalanan kita yang awesome ini. Ayo kapan kita kemana lagi?